CHANELRAKYAT | Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (13/3/2025) setelah beberapa hari melemah. Menurut Bloomberg, rupiah naik 0,15 persen atau 24 poin ke level Rp16.428 per dolar AS.
Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan rilis angka inflasi AS menjadi sentimen positif pasar. “Indeks Harga Konsumen AS per Februari 2025 lebih dingin dari yang diharapkan,” ungkapnya.
Namun, para analis mengingatkan volatilitas pasar yang masih dapat berlanjut meski saat ini tengah optimistis. Ketegangan perang dagang membuat pasar kemungkinan masih bergerak dinamis.
Dikutip dari laman KBRN, Presiden AS Donald Trump mengenakan bea masuk 25 persen pada komoditas baja dan aluminium yang berlaku minggu ini. Dia juga mengancam akan meningkatkan tarif impor terhadap barang-barang dari Uni Eropa.
“Kebijakan Trump telah mengguncang kepercayaan investor, konsumen, dan dunia bisnis. Bahkan, Uni Eropa sudah menyatakan akan membalas hambatan perdagangan yang dilakukan AS ” kata Ibrahim.
Sekarang pelaku pasar menunggu Indeks Harga Produsen yang akan dirilis Kamis (13/3/2025) malam WIB. Inflasi yang lebih rendah akan membuka lebih banyak ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunganya.
Dari dalam negeri, Ibrahim mencermati laporan APBN 2025 yang hingga Februari yang mengalami defisit Rp31,2 triliun. Ini berarti kenaikan dibandingkan defisit Januari 2025 sebesar Rp23,5 triliun.
“Secara keseluruhan, pemerintah mendesain defisit APBN 2025 sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53 persen terhadap PDB,” ungkapnya.
Lanjut Ibrahim menambahkan, keseimbangan primer APBN pada Februari 2025 mencatat surplus Rp48,1 trilun. Sebagai perbandingan, keseimbangan primer pada Februari 2024 tercatat senilai Rp95 triliun. [red/cr]